Saturday, March 17, 2012

Kebijaksanaan Pohon Apel

Suatu ketika, hiduplah sebatang pohon apel besar dan anak lelaki yang senang
bermain-main di bawah pohon apel itu setiap hari. Ia senang memanjatnya hingga ke pucuk pohon, memakan buahnya, tidur-tiduran di keteduhan rindang daun-daunnya. Anak lelaki itu sangat mencintai pohon apel itu. Demikian pula, pohon apel sangat mencintai anak kecil itu.




Waktu terus berlalu. Anak lelaki itu kini telah tumbuh besar dan tidak lagi
bermain-main dengan pohon apel itu setiap harinya. Suatu hari ia mendatangi
pohon apel. 

Wajahnya tampak sedih. "Ayo kesini bermain-main lagi denganku" pinta pohon apel itu.  

"Aku bukan anak kecil yang bermain-main dengan pohon lagi." jawab anak lelaki itu "Aku ingin sekali memiliki mainan, tapi aku tak punya uang untuk membelinya." 

Pohon apel itu menyahut, "Duh, maaf aku pun tak punya uang.Tetapi kau boleh mengambil semua buah apelku dan menjualnya. Kau bisa mendapatkan uang untuk membeli mainan kegemaranmu. " 

Anak lelaki itu sangat senang. Lalu ia memetik semua buah apel yang ada dipohon dan pergi dengan penuh suka cita. Namun setelah itu, anak lelaki tak pernah datang lagi. Pohon apel itu kembali sedih.

Suatu hari anak lelaki itu datang lagi. Pohon apel sangat senang melihatnya datang. 

"Ayo bermain-main denganku lagi." kata pohon apel.

"Aku tak punya waktu," jawab anak lelaki itu. "Aku harus bekerja untuk keluargaku. Kami membutuhkan rumah untuk tempat tinggal. Maukah kau menolongku?"

"Duh, maaf aku pun tak memiliki rumah. Tapi kau boleh menebang semua dahan rantingku untuk membangun rumahmu." kata pohon apel.

Kemudian, anak lelaki itu menebang semua dahan dan ranting pohon apel itu dan
pergi dengan gembira. Pohon apel itu juga merasa bahagia melihat anak lelaki
itu senang, tapi anak lelaki itu tak pernah kembali lagi. Pohon apel itu merasa
kesepian dan sedih. Pada suatu musim panas, anak lelaki itu datang lagi. Pohon
apel merasa sangat bersuka cita menyambutnya.  

"Ayo bermain-main lagi denganku." Kata pohon apel.  

"Aku sedih" kata anak lelaki  itu. "Aku sudah tua dan ingin
hidup tenang.Aku ingin pergi berlibur dan berlayar. Maukah kau memberi aku
sebuah kapal untuk pesiar?"

"Duh, maaf aku tak punya kapal, tapi kau boleh memotong batang tubuhku dan
menggunakannya untuk membuat kapal yang kau mau. Pergilah berlayar dan
bersenang-senanglah" 

Kemudian, anak lelaki itu memotong batang pohon apel itu
dan membuat kapal yang diidamkannya. Ia lalu pergi berlayar dan tak pernah lagi datang menemui pohon apel itu.

Akhirnya, anak lelaki itu datang lagi setelah bertahun-tahun kemudian.

"Maaf, anakku," kata pohon apel itu.  

"Aku sudah tak memiliki buah apel lagi untukmu."

"Tak apa. Aku pun sudah tak memiliki gigi untuk mengigit buah apelmu" Jawab
anak lelaki itu.

"Aku juga tak memiliki batang dan dahan yang bisa kau panjat"  kata pohon apel.

"Sekarang, aku sudah terlalu tua untuk melakukan itu" jawab anak lelaki itu. 

"Aku benar-benar tak memiliki apa-apa lagi yang bisa aku berikan padamu. Yang tersisa hanyalah akar-akarku yang sudah tua dan sekarat ini." kata pohon apel itu sambil menitikkan air mata.

"Aku tak memerlukan apa-apa lagi sekarang"  kata anak lelaki.  

"Aku hanya membutuhkan tempat untuk beristirahat. Aku sangat lelah setelah sekian lama meninggalkanmu.". 

"Oooh, bagus sekali. Tahukah kau, akar-akar pohon tua adalah tempat terbaik untuk berbaring dan beristirahat. Mari, marilah berbaring dipelukan akar-akarku dan beristirahatlah dengan tenang." Anak lelaki itu
berbaring di pelukan akar-akar pohon. Pohon apel itu sangat gembira dan
tersenyum sambil meneteskan air matanya.

Ini adalah cerita tentang kita semua. Pohon apel itu bagaikan orang tua kita.
Ketika kita muda, kita senang bermain-main dengan ayah dan ibu kita. Ketika
kita tumbuh besar, kita meninggalkan mereka, dan hanya datang ketika kita
memerlukan sesuatu atau dalam kesulitan. Tak peduli apa pun, orang tua kita
akan selalu ada di sana untuk memberikan apa yang bisa mereka berikan untuk
membuat kita bahagia. Kamu mungkin berpikir bahwa anak lelaki itu telah
bertindak sangat kasar pada pohon itu, tetapi kadang begitulah cara kita
memperlakukan orang tua kita.

Sebarkan cerita ini untuk mencerahkan lebih banyak rekan, teman, sahabat &
saudara. Dan, yang terpenting cintailah orang tua kita. Sampaikan pada orang
tua kita sekarang, betapa kita mencintainya dan berterima kasih atas seluruh
hidup yang telah dan akan diberikannya pada kita.


Ketika ibumu melahirkanmu, kamu menangis..
Dan orang-orang sekelilingmu tertawa gembira..
Maka berbuatlah untuk suatu hari (kematian),
Dimana orang-orang menangisimu sedang kamu bahagia..

1 comment:

  1. Casino at Harrah's Cherokee - MapYRO
    Harrah's Cherokee 서산 출장안마 Casino 창원 출장마사지 Resort, owned by the Eastern Band 부천 출장안마 of Cherokee Indians, is located in the heart of 김천 출장안마 the Great Smoky Mountains of Western 보령 출장마사지 North

    ReplyDelete