Pagi itu, Genta menggeliat di tempat
tidurnya sebentar, dan memebuka matanya. Terlihat jarum jam menunujukkan angka
5 tepat. Bergegaslah dia mengambil sepeda bututnya untuk membeli sarapan.
“Mau kemana, cah bagus?” ujar Pak Hasan
yang tak lain Ayah dari Genta. Genta adalah anak dari Pak Hasan dan Bu Ayu. Ibu
Genta sudah meninggal sejak dua tahun lalu akibat tubuh beliau digeroti oleh
kanker yang ganas.
“Oala, Bapak ini buat Genta kaget saja.
Seperti biasa, pak. Membeli sarapan untuk kita”
“Hati-hati, nak. Setelah sarapan nanti,
bergegaslah kamu mandi dan mencari pekerjaan. Masa lulusan fakultas management
tak memepunyai pekerjaan tetap?”
“Baik, pak” jawab Genta dengan
tersenyum
Genta terus mengayuh sepedanya.
Sesampainya di pasar, Genta segera mencari warteg dan membeli makanan. Dia
memilih nasi uduk untuk sarapan dan sayur bayam, tempe goreng dan sambal untuk
lauk makan siang Pak Hasan nanti ketika ia pergi nanti. Tujuh belas ribu rupiah
semuanya. Yah lumayan, Ta. Masih bisa
makan walau cuma makanan kampung gumam Genta dalam hati.
Di tengah perjalanan pulang, Genta
bertemu dengan Osa. Osa adalah seorang gadis yang sepermainan dengan Genta yang
kerjaannya hanya menunggu undian dari TV atau Radio karena juga tidak mempunyai
pekerjaan tetap sama halnya seperti Genta.
“Bang Genta!” panggil Osa
“Eh, Osa. Mau kemana?”
“Ini, Bang. Radioku rusak. Padahal,
nanti siang undian berhadiah. Hadiahnya uang tunai sebesar lima juta rupiah.
Lumayan, buat tambah uang belanja”
“Ya sudah sana. Aku pulang dulu.
Kasihan Bapakku, sudah menunggu daritadi”
Sesampainya di rumah, Genta segera
menyandarkan sepedanya didepan teras rumahnya. Dia segera masuk, dan sarapan
bersama Pak Hasan. Sesudah sarapan, Genta bergegas mandi, dan mencari
pekerjaan.
“Pak, Genta pergi dulu. Di meja makan,
sudah saya siapkan nasi beserta lauk pauk untuk makan siang Bapak nanti” jelas
Genta
“Iya, cah bagus. Sudah sana cari kerja.
Hati-hati ya nak ya”
Setelah diberi wejangan oleh Pak Hasan,
Genta segera pergi kembali dengan sepeda bututnya untuk mencari kerja. Dia
melewati gang gang tikus untuk segera mencapai kota. Saat sampai di cakruk gang
kenanga, dia bertemu dengan Kang Tarto. Kang Tarto sebenarnya seorang Sarjana
Pendidikan. Namun, dia malas mencari pekerjaan. Dan sekarang, Kang Tarto hanya
nongkrong bersama preman kampung sambil bermain kartu gaple.
“Permisi, Kang” ucap Genta sembari
melewati cakruk
“Genta, berhenti kamu!” seru Kang Tarto
“Ada apa, Kang?”
“Mau kemana kamu? Cari kerja lagi?”
gerdik Kang Taro sembari berjalan menuju arah Genta. Genta hanya tersenyum dan
menganggukkan kepala.
“Hah, jaman segini, cari kerja sulit.
Mendingan juga nongkrong atau nyopet di pasar. Hasil banyak, hidup tak
terkatung-katung” lanjutnya
“Hus! Kang Tarto ngacau kan. Kita mesti
cari kerjaan halal, Kang. Memang sulit. Tapi, tidak ada salahnya kita
mencobanya”
“Sok suci kamu! Kamu liat wakil kita di
pusat sana?” tanya Kang Tarto sinis. Genta hanya mengangkat alisnya.
“Mereka hanya menyalah gunakan
kewenangan untuk mengambil uang rakyat! Apa itu perbuatan yang benar? Hah?”
desak Kang Tarto. Genta diam seribu bahasa. Benar
juga apa kata Kang Tarto. Tapi, mencari pekerjaan yang halal pasti lebih mulia
batin Genta.
“Sudahlah, Kang. Genta permisi dulu”
pamit Genta.
Diperjalanan, Genta masih terngiang akan
ucapan Kang Tarto tadi. Namun, Genta tak menghiraukannya. Dia terus menyusuri
gang-gang tikus dan melewati rumah-rumah yang berhimpitan layaknya kardus bekas
yang disusun rapi di loteng.
Tiga puluh menit kemudian, Genta sampai
di kota. Dia mulai menentukan nasibnya kelak. Dari toko-toko kecil dia masuki. Ijazah
kelulusan dari perguruan tinggi di kota pelajar ia tunjukkan. Beraneka cacian dia
terima.
Hingga tengah hari, Genta belum mendapatkan
pekerjaan. Akhirnya, dia memutuskan untuk mencari makan terlebih dahulu. Genta
kembali mengayuh hingga dia sampai di warteg dekat pasar kembang. Tak sengaja,
dia melihat seorang anak yang ada didalam keramaian pasar yang berniat untuk
mencopet dompet salah seorang wanita tua. Genta mengejar anak itu hingga
disebuah tempat asing yang sangat kumuh.
Chapter 2 COMMING SOON ^^
Sip.. Sense merakyat-nya udah berasa, lanjutkan ! :D
ReplyDeleteKholifian Dzaki : Makasih o(^^o)
ReplyDeleteblog anda sangat bagus kembangkan… pasti anda akan sukses … luar biasa mantap…
ReplyDeleteTerima kasih ^^
Delete